Matahari sudah
menampakkan wajahnya, jam menunjukkan pukul 07.30. seorang gadis tampak
malas-malasan bangkit dari tempat tidurnya. Sejak pukul 03.00, dia
membolak-balik catatannya, mencoba untuk menghafal mata kuliah yang akan
diujiankan hari ini. Hari ini hari terakhir Ujian Utama dan sebentar lagi akan
libur. Inilah yang dinantikannya, liburan panjang hampir 3 bulan. Dan
menantikan nilainya yang mungkin saja memuaskan. Sebentar lagi dia sudah
semester 7 dan sebentar lagi skripsi. Nesha sangat pusing dengan itu dan sangat
ingin refreshing.
Tepat pukul 08.15,
Nesha sampai di kampusnya. Kampus sudah terlihat ramai. Dengan mengenakan
kemeja putih dan rok hitam, dia berjalan menuju ruangan tempat dia akan ujian. Agak
sedikit terburu-buru berjalan karena sebentar lagi akan masuk, memang Nesha
selalu datang tepat jam akan dimulai ujian.
“Selalu dateng mepet
banget waktu sih lo”, ucap Ira sahabat Nesha sambil menyenggol lengan temannya
yang baru sampai itu. Nesha hanya tersenyum kecil.
Ujian berjalan selama 2
jam. Seusai ujian, Nesha bergegas keluar. Tiba-tiba Ira mengejarnya.
“Mau kemana sih?
Buru-buru amat. Maen dulu yuk, jangan langsung pulang yaa”, mohon Ira kepada
Nesha.
“Enggak ah. Gue mau
langsung pulang. Gue ngantuk abis begadang tadi malem. Dadaaaah hahaha”, Nesha
langsung jalan meninggalkan Ira. Ira hanya cemberut mendengar perkataan
temannya itu.
Sesampainya di rumah,
Nesha mengganti pakaiannya dan langsung merebahkan badannya di tempat tidur.
Matanya terasa berat dan kepalanya sedikit pusing. Dia pun langsung memejamkan
matanya dan langsung tertidur lelap.
Setelah kurang lebih 3
jam tertidur, dia akhirnya terbangun. Kemudian dia membuka laptopnya dan
berinternet ria. Nesha dan internet itu memang tidak terpisahkan. Dia tidak
bisa hidup tanpa internet *yah kiranya seperti itu hehe*. Dia kemudian membuka e-mailnya, tiba-tiba dia
terkejut. Dia membaca isi e-mail itu yang menjelaskan bahwa dia mendapat hadiah
dari kuis yang dia ikutinya seminggu yang lalu. Dan hadiahnya adalah
jalan-jalan ke Korea selama 3 hari. Mata Nesha membulat tanda tidak percaya
dengan apa yang baru dibacanya. Nesha kembali mengecek tulisan itu. Dan tidak
ada yang salah, isi e-mail itu memang mengatakan seperti itu. Nesha
mengkonfirmasi tentang kebenaran isi e-mail itu, dan memang benar dia
mendapatkan hadiah itu. Nesha terlonjak dari tempat tidurnya dan langsung
menarik ibunya untuk melihat isi e-mail yang baru saja membuatnya melayang.
Betapa bahagianya dia, dia sudah lama menjadi kpopers dan sangat menyukai
tentang korea. Bukan berarti dia tidak bangga terhadap negaranya. Dia hanya
mengagumi tentang negeri ginseng terlebih dari segi music dan dramanya.
***
Hidupnya terasa seperti mimpi. Nesha duduk
dibangku airport, menunggu pesawat. Dengan diantar ayah dan ibunya, Nesha
berjalan menuju pintu masuk. Awalnya ayah dan ibunya tidak mengizinkan Nesha
untuk pergi ke Korea. Tapi Nesha meronta untuk ikut. Dan akhirnya orang tuanya
pun menyetujui. Nesha tidak berangkat sendirian, ada seorang peserta lain yang
ikut juga, dan juga 3 orang panitia yang menyelenggarakan kuis tersebut.
Nesha duduk di dalam pesawat dan berpikir
apakah ini kenyataan. Di sebelahnya duduk seorang gadis yang juga pemenang dari
kuis itu. Nesha menoleh padanya dan gadis itu tersenyum, Nesha pun membalas
senyumannya.
“Hai, namaku Mona”, ucap gadis itu yang
tiba-tiba menjulurkan tangannya.
“Nesha”, balas Nesha sambil menyambut tangan
Mona. Perjalanan dari Indonesia ke Korea menghabiskan waktu 7 jam. Perjalanan
ini terasa sangat panjang, Nesha sudah tidak sabar untuk sampai. Selama
perjalanan, Nesha pun tertidur.
Akhirnya mereka sampai di Incheon Airport
yang merupakan bandara terbesar di Korea Selatan. Mata Nesha berkeliling
memandangi setiap sudut bandara yang luas itu. Dalam pikirannya, mungkin saja
ada artis Korea lewat sini dan dia akan berlari ke arah artis itu. Ketika
sedang asik memandangi setiap selah bandara, tiba-tiba seseorang menepuk
bahunya dan dia pun tersentak.
“Eh maaf, ngagetin ya? Ayo, kita sudah harus
ke hotel”, ucap Mona.
“Gak apa-apa kok. Ayoo”, kata Nesha
bersemangat. Gadis berambut hitam panjang itu berjalan mengikuti Mona dan para
panitia. Mereka menaiki sebuah minibus berwarna putih menuju hotel.
Karena hari sudah malam, mereka langsung
memasuki kamar hotel. Nesha satu kamar dengan Mona. Setelah membereskan
beberapa barang yang mereka bawa, mandi, dan mereka pun segera tidur. Mereka
tidak sabar menanti hari esok sebab besok mereka akan berjalan-jalan
mengelilingi Seoul.
Jarum pendek jam mengarah ke angka 7 dan
panjang ke arah 12. Nesha terbangun dan segera bergegas untuk, tapi sebelum itu
dia membangunkan Mona terlebih dahulu. Setelah 30 menit selesai berbenah diri,
mereka menuju ke restoran untuk sarapan.
“Hari ini, kita akan berkeliling Seoul.
Nikmati ya perjalanan kalian”, kata seorang wanita yang merupakan panitia dalam
acara ini. Wajah Nesha pun sumringah, dia memang sudah lama ingin ke Seoul dan
hari ini terwujud. Nesha pun segera bangkit dari duduknya dan menarik tangan
Mona berjalan ke arah minibus yang akan membawa mereka berkeliling Seoul.
Mereka tampak sangat bersemangat. Tempat tujuan pertama mereka adalah Namsan
Tower. Sesampainya disana mereka pun berkeliling.
Handphone Nesha berdering, menandakan ada
sebuah panggilan. Baru saat akan mengangkat teleponnya, handphonenya dirampas
oleh seseorang lelaki kurus pendek. Spontan Nesha mengejarnya. Dengan
terengah-engah dia mengejar orang itu dan hampir kehilangan tenaga. Namun
tiba-tiba, 2 orang pria muda muncul dan menghalangi pria itu. Wajah mereka
tampak tidak asing bagi Nesha, Nesha merasa sering melihat wajah mereka. Seorang
pria berambut merah menonjok wajah pria yang telah merampas handphone Nesha,
pria itu jatuh tersungkur dan menjatuhkan handphone Nesha. Dan pria yang satu
lagi menendang pencopet itu, memungut handphone Nesha dan berlari ke arah Nesha
yang sedang mengatur nafasnya karena kelelahan.
“Gwenchana? Ini handphone mu”, ucap pria
berwajah imut itu dan tersenyum manis sambil menyerahkan handphone Nesha.
“Gwenchana. Gumawoyo”, jawab Nesha.
Setelah memberi pelajaran kepada pencopet
handphone itu, pria berambut merah menghampiri mereka. Wajahnya yang tampan
terlihat sangat kaku, dia tidak tersenyum sama sekali dan tidak mengatakan
apapun kepada Nesha. Dia hanya melirik kilat kearah Nesha dan berjalan
melewatinya dan mengajak pria berwajah imut itu untuk pergi.
“Kami pergi dulu ya. Namaku Yang Yoseob.”
pamit pria berwajah imut itu yang diselingi dengan perkenalan dirinya kepada
Nesha. Dia pun melambai kearah Nesha dan tersenyum.
Nesha memutar pandangannya ke segala arah.
Dalam pikirannya, ini dimana? Ternyata dia mengejar pencopet tadi terlalu jauh
hingga akhirnya tersesat. Kemudian dia mengambil handphonenya, tapi
handphonenya tidak menyala. Dia mencoba untuk menyalakan handphonenya tapi
tidak bisa. Parahnya, dia juga lupa nama hotel yang diinapnya terlebih lagi dia
tidak ingat nomor telepon panitia dan juga tidak tahu nomor Mona. Kemudian dia
berlari mengejar 2 pria tadi yang semoga belum pergi terlalu jauh.
“Tungguuuuu!”, teriak Nesha sehingga semua
orang yang ada di dekatnya menoleh. Kedua pria itupun ikut menoleh.
“Perlu bantuan lagi?”, tanya Yoseob ramah.
“Masih mau ngerepotin lagi? Kurang cukup
tadi?”, ucap pria berambut merah sambil melirik kilat kearah Nesha. Nesha
menunduk dan hampir menangis, namun ditahannya tangisan itu.
“Junho-ah, kau ini!,” ucap Yoseob
memperingatkan sambil menyikut lengan Junho.
“Tidak apa-apa gadis manis. Kamu perlu
bantuan apa?” ucap Yoseob menghibur.
“Aku kesasar.” Jawab Nesha ragu-ragu.
“Kamu bukan orang sini ya? Kamu dari daerah
mana?” tanya Yoseob.
“Indonesia.”
“Hah? Indonesia? Jauh amat. Kamu nginep di
hotel mana?” tanya Yoseob.
Tiba-tiba saja Junho menarik tangan Nesha dan
berlari. Yoseob menoleh kearah seberang jalan, tampak segerombolan preman
hendak menghampiri mereka. Itu adalah teman dari pencopet yang mereka pukuli
tadi. Yoseob segera berlari mengikuti Junho dan Nesha yang telah jauh di
depannya. Mereka memasuki sebuah gedung tua dan bersembunyi disana. Setelah
keadaan dirasa sudah aman, mereka pun keluar dari persembunyian mereka.
“Cepatlah kau beritahu dimana hotelmu?” tanya
Junho dengan nada ketus.
“Aku lupa nama hotelku. Handphoneku rusak dan
aku tidak tahu nomor telepon orang-orang yang kesini bersamaku” Jawab Nesha
dengan pelan.
“Lantas? Kau mau menyusahkan kami lagi? Dasar
gadis merepotkan.” Bentak Junho. Nesha pun tersentak dan tanpa sadar
mengeluarkan air mata.
“Junho-ah, jangan kasar pada wanita. Sudah
jangan menangis. Kami akan membantumu.” Ucap Yoseob berusaha membujuk. Nesha
pun menghapus air matanya dan belum berani mengangkat wajahnya karena takut
melihat wajah Junho.
“Senyum dulu dong. Ngomong-ngomong, siapa
namamu?” tanya Yoseob.
“Nesha. Maaf ya, jika aku merepotkan kalian.”
“Gak apa-apa kok. Kami sedang membantu orang.
Iya kan, Ho?” Yoseob menyikut lengan Junho dan melotot memberi tanda agar Junho
mengiyakan.
“Hhmmm…” jawab Junho acuh.
“Udah, jangan hirauin dia. Dia emang suka
gitu kalo deket cewek. Mau mau engga, suka malu-malu.” Bisik Yoseob kepada
Nesha dan terdengar Junho. Junho pun melotot.
Mereka pun berjalan mencari dimana hotel
Nesha.
Sudah 2 hari mereka berjalan mencari hotel
Nesha, tapi nihil. Sampai akhirnya, Nesha melihat gedung besar indah bercat
putih seperti istana dan di atapnya berwarna emas.
“Ini hotel tempatku menginap.” Seru Nesha di
dalam taksi. Membuat semua yang ada di dalam mobil itu terkejut.
“Bener?” tanya Yoseob.
“Iya.”
“Baiklah. Ayo cepat turun.” Ajak Junho dengan
nada ketus.
Mereka pun memasuki hotel. Di lobby terlihat
3 orang panitia kuis dan Mona yang sedang duduk di pojok ruangan menatap keluar
jendela. Mereka tampak sedang cemas.
“Monaaaa.” Teriak Nesha. Mona menoleh dan
berlari kearahnya. Mereka pun berpelukan. Mona memanggil Mbak Ayu, panitia
kuis.
“Mbak Ayuuu. Nesha Pulang.” Ucap Mona
gembira. Mbak Ayu menghampiri.
“Ah untung kamu kembali. Kamu gak
kenapa-kenapa kan?”
“Enggak kenapa-kenapa, Mbak. Untung ada
mereka yang membantuku pulang.” Nesha menunjuk ke 2 orang cowok yang ada di
sebelahnya. Mbak Ayu menoleh kearah mereka.
“Terima kasih ya. Saya gak tau harus gimana
balasnya. Ini adalah hari terakhir kami di Korea. Nanti sore kami akan kembali
ke Indonesia, jadi saya gak tau gimana kalo Nesha gak kembali hari ini. Saya
sangat berterima kasih sama kalian”
“Ini hari terakhir? Nanti sore udah pulang?”
tanya Yoseob kaget. Junho hanya melirik kearah Nesha.
“Iya, nanti sore udah pulang.”
“Bolehkah saya mengajak Nesha ke taman
bermain? Ini kan hari terakhirnya.” Ucap Junho tak terkira. Yoseob melotot dan
memandangnya heran. Begitu pula Nesha. Mengingat betapa dinginnya dia kepada
Nesha. Bagaimana mungkin dia dapat mengatakan itu.
“Yang lain juga boleh ikut kok. Ini cuma
saran, kalo gak mau juga gak apa-apa.” Jelas Junho yang mukanya memerah semerah
rambutnya (?) yang lain masih diam, tidak percaya apa yang di dengarnya.
“Iya, mari menghabiskan waktu di Seoul dengan
bersenang-senang. Hari ini hari terakhir kita.” Ucap Mbak Ayu bersemangat.
Semuanya pun berangkat menuju taman bermain.
Sesampainya disana mereka bersenang-senang.
Mencoba berbagai macam permainan satu per satu. Karena kelelahan, Nesha duduk
di bangku taman. Junho menghampirinya dan memberinya minum.
“Nih.” Ucap Junho sambil menyodorkan minuman.
Nesha menatapnya heran lalu menerima minuman yang diberikan Junho.
“Maaf ya, beberapa hari aku galak dan cuek.”
Lanjut Junho dan langsung bangkit dari tempat duduknya. Nesha tersedak mendengar
perkataan Junho dan menatapnya pergi meninggalkannya sendirian di bangku.
Sedari tadi Yoseob memperhatikan mereka setelah Junho pergi, Yoseob lalu
menghampiri Nesha yang tengah meneguk minumnya saking hausnya.
“Hei, laper ga? Nih makan,” Yoseob menyodorkan
burger kearah Nesha. Nesha tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Kemudian
melahap burger yang diberikan Yoseob dalam waktu sekejap. Memang daritadi Nesha
sangat lapar, tapi saking senangnya menikmati permainan yang ada di taman
bermain, dia tidak menghiraukan rasa laparnya.
“Ya Lee Junho, kau suka gadis cantik dari
Indonesia itu ya?” bisik Yoseob kepada Junho. Junho menoleh kearahnya dengan
pandangan penuh tanda tanya.
“Aku juga menyukainya. Jadi kuharap kau bisa
mundur.” Lanjut Yoseob. Junho mulai tersulut emosi, dia menarik kerah baju
Yoseob dan tangannya hampir melayangkan tinju. Yoseob tersenyum kecut dan
memandangnya sinis. Junho tidak suka akan perlakuan Yoseob dan mendaratlah
tinju di wajah cowok berwajah imut itu. Yoseob menyeka darah di sudut bibirnya
dan tersenyum sinis.
Tiba-tiba saja dia menyerang Junho dan pria
berambut merah itu jatuh tersungkur dengan hidung yang mengeluarkan darah.
Perkelahian pun terjadi antar 2 orang sahabat ini. Orang-orang menonton
perkelahian ini.
Nesha mendekat kearah gerombolan orang ini
dan melihat Yoseob dan Junho sedang berkelahi. Nesha berlari kearah 2 orang
itu, berusaha untuk melerainya tapi kakinya tersandung kaki orang lain
dan……………….
DUUUUUG….. Kepala Nesha membentur tembok
kamarnya.
“Ah ternyata yang tadinya hanya mimpi. Pantas
wajah 2 orang itu tidak asing. Mereka adalah Yang Yoseob “B2ST” dan Lee Junho
“2PM”. Aku adalah fans mereka. Saking mengidolakannya sampe terbawa mimpi.”
Kata Nesha dalam hati dan menggeleng-gelengkan kepala.
“Hahahahaha,” Nesha akhirnya tertawa sendiri.
“Tampaknya aku kelelahan sampai mimpi.” Nesha
bangkit dari tempat tidurnya. Jam menunjukkan pukul 04.00. Nesha bergegas mandi
dan setelah selesai mandi dia duduk di depan tv menyaksikan drama korea
kesayangannya. Inilah jadwal rutin Nesha setiap hari.
-END-
0 comments:
Posting Komentar