Rabu, Desember 21, 2011

Unforgettable Day



Matahari sudah menampakkan wajahnya, jam menunjukkan pukul 07.30. seorang gadis tampak malas-malasan bangkit dari tempat tidurnya. Sejak pukul 03.00, dia membolak-balik catatannya, mencoba untuk menghafal mata kuliah yang akan diujiankan hari ini. Hari ini hari terakhir Ujian Utama dan sebentar lagi akan libur. Inilah yang dinantikannya, liburan panjang hampir 3 bulan. Dan menantikan nilainya yang mungkin saja memuaskan. Sebentar lagi dia sudah semester 7 dan sebentar lagi skripsi. Nesha sangat pusing dengan itu dan sangat ingin refreshing.
Tepat pukul 08.15, Nesha sampai di kampusnya. Kampus sudah terlihat ramai. Dengan mengenakan kemeja putih dan rok hitam, dia berjalan menuju ruangan tempat dia akan ujian. Agak sedikit terburu-buru berjalan karena sebentar lagi akan masuk, memang Nesha selalu datang tepat jam akan dimulai ujian.
“Selalu dateng mepet banget waktu sih lo”, ucap Ira sahabat Nesha sambil menyenggol lengan temannya yang baru sampai itu. Nesha hanya tersenyum kecil.
Ujian berjalan selama 2 jam. Seusai ujian, Nesha bergegas keluar. Tiba-tiba Ira mengejarnya.
“Mau kemana sih? Buru-buru amat. Maen dulu yuk, jangan langsung pulang yaa”, mohon Ira kepada Nesha.
“Enggak ah. Gue mau langsung pulang. Gue ngantuk abis begadang tadi malem. Dadaaaah hahaha”, Nesha langsung jalan meninggalkan Ira. Ira hanya cemberut mendengar perkataan temannya itu.
Sesampainya di rumah, Nesha mengganti pakaiannya dan langsung merebahkan badannya di tempat tidur. Matanya terasa berat dan kepalanya sedikit pusing. Dia pun langsung memejamkan matanya dan langsung tertidur lelap.
Setelah kurang lebih 3 jam tertidur, dia akhirnya terbangun. Kemudian dia membuka laptopnya dan berinternet ria. Nesha dan internet itu memang tidak terpisahkan. Dia tidak bisa hidup tanpa internet *yah kiranya seperti itu hehe*.  Dia kemudian membuka e-mailnya, tiba-tiba dia terkejut. Dia membaca isi e-mail itu yang menjelaskan bahwa dia mendapat hadiah dari kuis yang dia ikutinya seminggu yang lalu. Dan hadiahnya adalah jalan-jalan ke Korea selama 3 hari. Mata Nesha membulat tanda tidak percaya dengan apa yang baru dibacanya. Nesha kembali mengecek tulisan itu. Dan tidak ada yang salah, isi e-mail itu memang mengatakan seperti itu. Nesha mengkonfirmasi tentang kebenaran isi e-mail itu, dan memang benar dia mendapatkan hadiah itu. Nesha terlonjak dari tempat tidurnya dan langsung menarik ibunya untuk melihat isi e-mail yang baru saja membuatnya melayang. Betapa bahagianya dia, dia sudah lama menjadi kpopers dan sangat menyukai tentang korea. Bukan berarti dia tidak bangga terhadap negaranya. Dia hanya mengagumi tentang negeri ginseng terlebih dari segi music dan dramanya.
***
                        Hidupnya terasa seperti mimpi. Nesha duduk dibangku airport, menunggu pesawat. Dengan diantar ayah dan ibunya, Nesha berjalan menuju pintu masuk. Awalnya ayah dan ibunya tidak mengizinkan Nesha untuk pergi ke Korea. Tapi Nesha meronta untuk ikut. Dan akhirnya orang tuanya pun menyetujui. Nesha tidak berangkat sendirian, ada seorang peserta lain yang ikut juga, dan juga 3 orang panitia yang menyelenggarakan kuis tersebut.
                   Nesha duduk di dalam pesawat dan berpikir apakah ini kenyataan. Di sebelahnya duduk seorang gadis yang juga pemenang dari kuis itu. Nesha menoleh padanya dan gadis itu tersenyum, Nesha pun membalas senyumannya.
                        “Hai, namaku Mona”, ucap gadis itu yang tiba-tiba menjulurkan tangannya.
                        “Nesha”, balas Nesha sambil menyambut tangan Mona. Perjalanan dari Indonesia ke Korea menghabiskan waktu 7 jam. Perjalanan ini terasa sangat panjang, Nesha sudah tidak sabar untuk sampai. Selama perjalanan, Nesha pun tertidur.
                     Akhirnya mereka sampai di Incheon Airport yang merupakan bandara terbesar di Korea Selatan. Mata Nesha berkeliling memandangi setiap sudut bandara yang luas itu. Dalam pikirannya, mungkin saja ada artis Korea lewat sini dan dia akan berlari ke arah artis itu. Ketika sedang asik memandangi setiap selah bandara, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dan dia pun tersentak.
                        “Eh maaf, ngagetin ya? Ayo, kita sudah harus ke hotel”, ucap Mona.
                   “Gak apa-apa kok. Ayoo”, kata Nesha bersemangat. Gadis berambut hitam panjang itu berjalan mengikuti Mona dan para panitia. Mereka menaiki sebuah minibus berwarna putih menuju hotel.
                      Karena hari sudah malam, mereka langsung memasuki kamar hotel. Nesha satu kamar dengan Mona. Setelah membereskan beberapa barang yang mereka bawa, mandi, dan mereka pun segera tidur. Mereka tidak sabar menanti hari esok sebab besok mereka akan berjalan-jalan mengelilingi Seoul.
                        Jarum pendek jam mengarah ke angka 7 dan panjang ke arah 12. Nesha terbangun dan segera bergegas untuk, tapi sebelum itu dia membangunkan Mona terlebih dahulu. Setelah 30 menit selesai berbenah diri, mereka menuju ke restoran untuk sarapan.
                        “Hari ini, kita akan berkeliling Seoul. Nikmati ya perjalanan kalian”, kata seorang wanita yang merupakan panitia dalam acara ini. Wajah Nesha pun sumringah, dia memang sudah lama ingin ke Seoul dan hari ini terwujud. Nesha pun segera bangkit dari duduknya dan menarik tangan Mona berjalan ke arah minibus yang akan membawa mereka berkeliling Seoul. Mereka tampak sangat bersemangat. Tempat tujuan pertama mereka adalah Namsan Tower. Sesampainya disana mereka pun berkeliling.
                        Handphone Nesha berdering, menandakan ada sebuah panggilan. Baru saat akan mengangkat teleponnya, handphonenya dirampas oleh seseorang lelaki kurus pendek. Spontan Nesha mengejarnya. Dengan terengah-engah dia mengejar orang itu dan hampir kehilangan tenaga. Namun tiba-tiba, 2 orang pria muda muncul dan menghalangi pria itu. Wajah mereka tampak tidak asing bagi Nesha, Nesha merasa sering melihat wajah mereka. Seorang pria berambut merah menonjok wajah pria yang telah merampas handphone Nesha, pria itu jatuh tersungkur dan menjatuhkan handphone Nesha. Dan pria yang satu lagi menendang pencopet itu, memungut handphone Nesha dan berlari ke arah Nesha yang sedang mengatur nafasnya karena kelelahan.
                        “Gwenchana? Ini handphone mu”, ucap pria berwajah imut itu dan tersenyum manis sambil menyerahkan handphone Nesha.
                        “Gwenchana. Gumawoyo”, jawab Nesha.
                        Setelah memberi pelajaran kepada pencopet handphone itu, pria berambut merah menghampiri mereka. Wajahnya yang tampan terlihat sangat kaku, dia tidak tersenyum sama sekali dan tidak mengatakan apapun kepada Nesha. Dia hanya melirik kilat kearah Nesha dan berjalan melewatinya dan mengajak pria berwajah imut itu untuk pergi.
                        “Kami pergi dulu ya. Namaku Yang Yoseob.” pamit pria berwajah imut itu yang diselingi dengan perkenalan dirinya kepada Nesha. Dia pun melambai kearah Nesha dan tersenyum.
                        Nesha memutar pandangannya ke segala arah. Dalam pikirannya, ini dimana? Ternyata dia mengejar pencopet tadi terlalu jauh hingga akhirnya tersesat. Kemudian dia mengambil handphonenya, tapi handphonenya tidak menyala. Dia mencoba untuk menyalakan handphonenya tapi tidak bisa. Parahnya, dia juga lupa nama hotel yang diinapnya terlebih lagi dia tidak ingat nomor telepon panitia dan juga tidak tahu nomor Mona. Kemudian dia berlari mengejar 2 pria tadi yang semoga belum pergi terlalu jauh.
                        “Tungguuuuu!”, teriak Nesha sehingga semua orang yang ada di dekatnya menoleh. Kedua pria itupun ikut menoleh.
                        “Perlu bantuan lagi?”, tanya Yoseob ramah.
                        “Masih mau ngerepotin lagi? Kurang cukup tadi?”, ucap pria berambut merah sambil melirik kilat kearah Nesha. Nesha menunduk dan hampir menangis, namun ditahannya tangisan itu.
                        “Junho-ah, kau ini!,” ucap Yoseob memperingatkan sambil menyikut lengan Junho.
                        “Tidak apa-apa gadis manis. Kamu perlu bantuan apa?” ucap Yoseob menghibur.
                        “Aku kesasar.” Jawab Nesha ragu-ragu.
                        “Kamu bukan orang sini ya? Kamu dari daerah mana?” tanya Yoseob.
                        “Indonesia.”
                        “Hah? Indonesia? Jauh amat. Kamu nginep di hotel mana?” tanya Yoseob.
                        Tiba-tiba saja Junho menarik tangan Nesha dan berlari. Yoseob menoleh kearah seberang jalan, tampak segerombolan preman hendak menghampiri mereka. Itu adalah teman dari pencopet yang mereka pukuli tadi. Yoseob segera berlari mengikuti Junho dan Nesha yang telah jauh di depannya. Mereka memasuki sebuah gedung tua dan bersembunyi disana. Setelah keadaan dirasa sudah aman, mereka pun keluar dari persembunyian mereka.
                        “Cepatlah kau beritahu dimana hotelmu?” tanya Junho dengan nada ketus.
                        “Aku lupa nama hotelku. Handphoneku rusak dan aku tidak tahu nomor telepon orang-orang yang kesini bersamaku” Jawab Nesha dengan pelan.
                        “Lantas? Kau mau menyusahkan kami lagi? Dasar gadis merepotkan.” Bentak Junho. Nesha pun tersentak dan tanpa sadar mengeluarkan air mata.
                        “Junho-ah, jangan kasar pada wanita. Sudah jangan menangis. Kami akan membantumu.” Ucap Yoseob berusaha membujuk. Nesha pun menghapus air matanya dan belum berani mengangkat wajahnya karena takut melihat wajah Junho.
                        “Senyum dulu dong. Ngomong-ngomong, siapa namamu?” tanya Yoseob.
                        “Nesha. Maaf ya, jika aku merepotkan kalian.”
                        “Gak apa-apa kok. Kami sedang membantu orang. Iya kan, Ho?” Yoseob menyikut lengan Junho dan melotot memberi tanda agar Junho mengiyakan.
                        “Hhmmm…” jawab Junho acuh.
                        “Udah, jangan hirauin dia. Dia emang suka gitu kalo deket cewek. Mau mau engga, suka malu-malu.” Bisik Yoseob kepada Nesha dan terdengar Junho. Junho pun melotot.
                        Mereka pun berjalan mencari dimana hotel Nesha.

                        Sudah 2 hari mereka berjalan mencari hotel Nesha, tapi nihil. Sampai akhirnya, Nesha melihat gedung besar indah bercat putih seperti istana dan di atapnya berwarna emas.
                        “Ini hotel tempatku menginap.” Seru Nesha di dalam taksi. Membuat semua yang ada di dalam mobil itu terkejut.
                        “Bener?” tanya Yoseob.
                        “Iya.”
                        “Baiklah. Ayo cepat turun.” Ajak Junho dengan nada ketus.
                        Mereka pun memasuki hotel. Di lobby terlihat 3 orang panitia kuis dan Mona yang sedang duduk di pojok ruangan menatap keluar jendela. Mereka tampak sedang cemas.
                        “Monaaaa.” Teriak Nesha. Mona menoleh dan berlari kearahnya. Mereka pun berpelukan. Mona memanggil Mbak Ayu, panitia kuis.
                        “Mbak Ayuuu. Nesha Pulang.” Ucap Mona gembira. Mbak Ayu menghampiri.
                        “Ah untung kamu kembali. Kamu gak kenapa-kenapa kan?”
                        “Enggak kenapa-kenapa, Mbak. Untung ada mereka yang membantuku pulang.” Nesha menunjuk ke 2 orang cowok yang ada di sebelahnya. Mbak Ayu menoleh kearah mereka.
                        “Terima kasih ya. Saya gak tau harus gimana balasnya. Ini adalah hari terakhir kami di Korea. Nanti sore kami akan kembali ke Indonesia, jadi saya gak tau gimana kalo Nesha gak kembali hari ini. Saya sangat berterima kasih sama kalian”
                        “Ini hari terakhir? Nanti sore udah pulang?” tanya Yoseob kaget. Junho hanya melirik kearah Nesha.
                        “Iya, nanti sore udah pulang.”
                        “Bolehkah saya mengajak Nesha ke taman bermain? Ini kan hari terakhirnya.” Ucap Junho tak terkira. Yoseob melotot dan memandangnya heran. Begitu pula Nesha. Mengingat betapa dinginnya dia kepada Nesha. Bagaimana mungkin dia dapat mengatakan itu.
                        “Yang lain juga boleh ikut kok. Ini cuma saran, kalo gak mau juga gak apa-apa.” Jelas Junho yang mukanya memerah semerah rambutnya (?) yang lain masih diam, tidak percaya apa yang di dengarnya.
                        “Iya, mari menghabiskan waktu di Seoul dengan bersenang-senang. Hari ini hari terakhir kita.” Ucap Mbak Ayu bersemangat. Semuanya pun berangkat menuju taman bermain.
                        Sesampainya disana mereka bersenang-senang. Mencoba berbagai macam permainan satu per satu. Karena kelelahan, Nesha duduk di bangku taman. Junho menghampirinya dan memberinya minum.
                        “Nih.” Ucap Junho sambil menyodorkan minuman. Nesha menatapnya heran lalu menerima minuman yang diberikan Junho.
                        “Maaf ya, beberapa hari aku galak dan cuek.” Lanjut Junho dan langsung bangkit dari tempat duduknya. Nesha tersedak mendengar perkataan Junho dan menatapnya pergi meninggalkannya sendirian di bangku. Sedari tadi Yoseob memperhatikan mereka setelah Junho pergi, Yoseob lalu menghampiri Nesha yang tengah meneguk minumnya saking hausnya.
                        “Hei, laper ga? Nih makan,” Yoseob menyodorkan burger kearah Nesha. Nesha tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Kemudian melahap burger yang diberikan Yoseob dalam waktu sekejap. Memang daritadi Nesha sangat lapar, tapi saking senangnya menikmati permainan yang ada di taman bermain, dia tidak menghiraukan rasa laparnya.

                        “Ya Lee Junho, kau suka gadis cantik dari Indonesia itu ya?” bisik Yoseob kepada Junho. Junho menoleh kearahnya dengan pandangan penuh tanda tanya.
                        “Aku juga menyukainya. Jadi kuharap kau bisa mundur.” Lanjut Yoseob. Junho mulai tersulut emosi, dia menarik kerah baju Yoseob dan tangannya hampir melayangkan tinju. Yoseob tersenyum kecut dan memandangnya sinis. Junho tidak suka akan perlakuan Yoseob dan mendaratlah tinju di wajah cowok berwajah imut itu. Yoseob menyeka darah di sudut bibirnya dan tersenyum sinis.
                        Tiba-tiba saja dia menyerang Junho dan pria berambut merah itu jatuh tersungkur dengan hidung yang mengeluarkan darah. Perkelahian pun terjadi antar 2 orang sahabat ini. Orang-orang menonton perkelahian ini.
                        Nesha mendekat kearah gerombolan orang ini dan melihat Yoseob dan Junho sedang berkelahi. Nesha berlari kearah 2 orang itu, berusaha untuk melerainya tapi kakinya tersandung kaki orang lain dan……………….

                        DUUUUUG….. Kepala Nesha membentur tembok kamarnya.
                        “Ah ternyata yang tadinya hanya mimpi. Pantas wajah 2 orang itu tidak asing. Mereka adalah Yang Yoseob “B2ST” dan Lee Junho “2PM”. Aku adalah fans mereka. Saking mengidolakannya sampe terbawa mimpi.” Kata Nesha dalam hati dan menggeleng-gelengkan kepala.
                        “Hahahahaha,” Nesha akhirnya tertawa sendiri.
                        “Tampaknya aku kelelahan sampai mimpi.” Nesha bangkit dari tempat tidurnya. Jam menunjukkan pukul 04.00. Nesha bergegas mandi dan setelah selesai mandi dia duduk di depan tv menyaksikan drama korea kesayangannya. Inilah jadwal rutin Nesha setiap hari.

-END-

0 comments:

Posting Komentar